MI Muh. 2 Kudus | Sekolah Unggulan di Kudus

Sekolah Unggulan di Kudus. Jl. KHR Asnawi No. 13 Kudus 59316 Telp. (0291) 432139

Silabus RPP MI


Model Silabus RPP MI


Semua file RPP-Silabus dalam format PDF. Jika anda belum mempunyai Acrobat Reader silakan anda klik gambar dibawah untuk mendownload Acrobat Reader


Bahasa Arab Kelas 4
Bahasa Arab Kelas 5
Bahasa Arab Kelas 6

Al-Qur'an Hadits Kelas 1
Al-Qur'an Hadits Kelas 2
Al-Qur'an Hadits Kelas 3
Al-Qur'an Hadits Kelas 4
Al-Qur'an Hadits Kelas 5
Al-Qur'an Hadits Kelas 6

Fikih Kelas 1
Fikih Kelas 2
Fikih Kelas 3
Fikih Kelas 4
Fikih Kelas 5
Fikih Kelas 6

Aqidah Akhlaq Kelas 1
Aqidah Akhlaq Kelas 2
Aqidah Akhlaq Kelas 3
Aqidah Akhlaq Kelas 4
Aqidah Akhlaq Kelas 5
Aqidah Akhlaq Kelas 6

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 3
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 4
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 5
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 6


Sumber : Tiga Serangkai

Baca Selengkapnya....

Silabus RPP SD / MI ( Platinum )

Model Silabus RPP SD / MI

Semua file RPP-Silabus dalam format PDF. Jika anda belum mempunyai Acrobat Reader silakan anda klik gambar dibawah untuk mendownload Acrobat Reader

IPS Kelas 1
IPS Kelas 2
IPS Kelas 3
IPS Kelas 4
IPS Kelas 5
IPS Kelas 6

Bahasa Indonesia Kelas 1
Bahasa Indonesia Kelas 2
Bahasa Indonesia Kelas 3
Bahasa Indonesia Kelas 4
Bahasa Indonesia Kelas 5
Bahasa Indonesia Kelas 6

Matematika Kelas 1
Matematika Kelas 2
Matematika Kelas 3
Matematika Kelas 4
Matematika Kelas 5
Matematika Kelas 6

IPA Kelas 1
IPA Kelas 2
IPA Kelas 3
IPA Kelas 4
IPA Kelas 5
IPA Kelas 6

Kewarganegaraan Kelas 1

Kewarganegaraan Kelas 2
Kewarganegaraan Kelas 3
Kewarganegaraan Kelas 4
Kewarganegaraan Kelas 5
Kewarganegaraan Kelas 6

Agama Islam Kelas 1
Agama Islam Kelas 2
Agama Islam Kelas 3
Agama Islam Kelas 4
Agama Islam Kelas 5
Agama Islam Kelas 6


Sumber : Tiga Serangkai

Baca Selengkapnya....

MI Muhammadiyah 2 Gelar Lomba Mewarnai

MI Muhammadiyah 2 Gelar Lomba Mewarnai
KUDUS - MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus, kemarin (6/3) mengadakan lomba mewarnai bagi anak-anak taman kanak-kanak (TK) se-Kabupaten Kudus.

Lomba yang digelar di sekolah itu, berlangsung dengan meriah. Para peserta sendiri, terlihat antusias mengikuti lomba yang diadakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut.

Kepala Sekolah MI Muhammadiyah 2 Kudus Edy Santoso, mengatakan jika lomba ini bertujuan untuk mengenalkan bakat anak dalam hal menggambar. "Dan ternyata, memang banyak yang berbakat. Kita lihat kalau gambar-gambar mereka bagus-bagus," ujarnya.


Sekolah yang terletak di Jalan KHR Asnawi Nomor 13 Kudus ini, memang peduli dengan bakat yang dimiliki anak-anak. Termasuk juga pada saat pelaksanaan lomba, sempat dimeriahkan dengan aksi grup drum band sekolah itu yang sedang menggelar latihan.

Bukan saja anak-anaknya yang ikut memeriahkan lomba. Para orang tua dan guru dari masing-masing peserta, juga tidak lupa ikut menyemangati peserta dengan berbagai cara. Mereka bahkan terkadang lebih antusias dari sang anak.

"Acara ini kami gelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Total peserta yang ikut, jumlahnya lebih dari 300 anak," jelas Partini, selaku ketua panitia.

Sejumlah pengurus Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah, juga terlihat menghadiri acara ini. Mereka larut dalam kemeriahan bersama anak-anak serta orang tua dan guru yang mendampingi.


Dikatakan Partini, upaya menggelar lomba ini, juga sebagai salah satu bagian memperkenalkan keberadaan MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus. "Di samping memang kami ingin anak-anak bisa menjadi cerdas dan kreatif melalui acara ini," tuturnya.


Kemeriahan acara juga terlihat dari aneka stan penjualan barang-barang kebutuhan anak-anak, yang ikut serta dalam acara tersebut. Juga dari pihak sponsor yang mendukung penuh acara ini.
(mer/nto)

sumber : Jawapos

Baca Selengkapnya....

Tia, Siswi MI Muhammadiyah Kudus (2)

Tia, Siswi MI Muhammadiyah Kudus yang Hobi Buat Komik Jepang (2-Habis)
Terinspirasi Kaket Buyut-nya yang Asli Jepang

Hobinya membaca dan membuat komik Jepang, ternyata tidak terlepas dari kakek buyutnya yang asli Jepang. Sampai-sampai Tia berencana belajar di Negeri Sakura.

HALIMATU HILDA, Kudus.


-------------------------------------------------

KULITNYA
yang sawo matang dan berwajah Indonesia sama sekali tidak memperlihatkan ciri-ciri keturunan dari Negeri Sakura. Berbeda dengan kakaknya yang memiliki kulit putih dan bermata sipit.




Hanya, siswi yang lahir pada bulan Mei itu memiliki hubungan yang erat dengan segala sesuatu berbau Jepang. Tidak pernah disadarinya, bahwa keinginan mengenal Jepang, sebelum dirinya mengenal komik. "Ingin bisa Bahasa Jepang," ucapnya.

Ya, pengalaman itu dialami saat duduk di kelas V. Entah mengapa, dirinya sangat ingin memiliki sebuah kamus Jepang.

Permintaan itu membuat kedua orangtuanya merasakan keanehan sekaligus kelabakan.


"Nggak tahu pengin aja dibelikan kamus Bahasa Jepang," celetuk bocah yang suka mengoleksi komik Naruto ini.


Awal kesukaannya terhadap Bahasa Jepang, memang muncul begitu saja. Keinginan tersebut cukup membuat Maulidduddin dan Wahyuni Rahmawati, orang tua Tia harus mencari-cari kamus Bahasa Jepang.


"Bingung juga carinya di mana. Dan untuk keperluan apa," jelas Maulidduddin yang akrab dipanggil Udin.


Maklum, anaknya itu baru berusia 11 tahun dan masih duduk di kelas V MI. Belum lagi, dirinya tidak habis pikir atas keinginan anaknya apalagi tidak ada mata pelajaran Bahasa Jepang di sekolahnya.


"Kalau Bahasa Inggris masih wajar. Akhirnya kami cari-cari, untungnya di Hasan Putra ada (salah satu toko buku di Kudus)," tambahnya.


Setelah mendapatkan kamus tersebut, alangkah gembiranya Tia. Tidak disia-siakan lagi, kamus berukuran tebal yang dilengkapi dengan tulisan Jepang, dipelajarinya secara otodidak.


"Terutama lagu-lagu. Dari yang Bahasa Indonesia diganti Bahasa Jepang," imbuh sang ibu.


Meski tidak sesuai kaidah bahasa, Tia pun sering menyanyikannya. Termasuk panggilan ke bapak dan ibu, yang diganti bahasa Jepang. "Dulu panggil ayahnya
ya Otto-san," ucap Wahyuni.

Cerita itu, membikin tawa Tia semakin menggembang. Dengan tawa khasnya tersebut Tia pun sempat geli mengingat hal tersebut. "Sampai sekarang aku masih simpan lagu-lagu Jepang," ucap Tia.


Kebiasaan baru itupun semakin menyita perhatian dara yang baru saja me-rebounding rambutnya. Sehari-harinya, dirinya selalu menerjemahkan Bahasa Indonesia apa saja ke Bahasa Jepang. "Ingin sekolah di sana juga," tambahnya.


Selepas MI? Ternyata dirinya geleng kepala. Keinginan sekolah ke Jepang, ternyata didorong pihak keluarga. "Ya biar tahu keluarga Mbah Buyutnya ada di sana," kata Wahyuni.


Lho? Wahyuni kemudian bercerita tentang asal usul keluarganya. Kakek buyut Tia diketahui berkewarganegaraan Jepang. Kakek buyutnya itu merupakan salah satu pekerja asal Jepang yang ditempatkan di sebuah perusahaan tekstil di wilayah Kudus.


Dari situlah, Kakek buyut yang memiliki nama Maruyama menikahi nenek buyutnya Sri Sulaiman. Saat Sri hamil, Maruyama kemudian meninggalkan istrinya itu saat adanya tragedi pengeboman Hirosima dan Nagasaki.


"Setelah ada insiden pengeboman, seluruh orang Jepang dibawa pulang. Sampai anaknya lahir, tidak pernah datang lagi ke Indonesia," ucapnya.
Mendengar cerita dari ibunya, Tia pun tertegun. Lalu, lahirlah seorang bayi kecil perempuan yang diberinama Marututi (diubah menjadi Martuti). Bayi tersebut dipanggilnya dengan sebutan Nenek.

"Pencarian Ibu saya (Martuti) di Kedutaan besar Jepang di Indonesia mendapatkan kabar bahwa Maruyama telah meninggal," tambahnya.


Selama pencarian tersebut Martuti bertemu dengan seorang pria berumur asal Jepang bernama Tateo yang sedang mencari anak istri. Di sinilah, keduanya akrab, karena Tateo tidak mendapatkan jejak anak istrinya, akhirnya menganggap Martuti sebagai anaknya.


Sehingga ketika cucunya yang suka dengan Jepang, Martuti selalu teringat sang ayahnya. "Mungkin karena buyutku itu yang bikin aku suka Jepang," kata Tia, yang lebih suka cerita petualangan dalam sebuah komik.
(*)

sumber : jawapos ( selasa, 04 November 2008 )


Baca Selengkapnya....

Tia, Siswi MI Muhammadiyah Kudus yang Hobi Buat Komik Jepang (1)

Tia, Siswi MI Muhammadiyah Kudus yang Hobi Buat Komik Jepang (1)
Tanpa Buat Sketsa, Puluhan Komik Sudah Dibuatnya

Satu tahun lalu, Tia bergelut dengan komik Jepang sebagai pembaca. Tertarik, dirinya langsung praktik membuat komik tanpa sketsa. Kini, komik buatannya capai puluhan cerita.


HALIMATU HILDA, Kudus


---------------------------------------------------


BERNAMA lengkap Justisia Hana Pertiwi atau yang akrab dipanggil Tia, awalnya penggemar komik Jepang. Kebiasaan membaca komik yang dilakoninya satu tahun lalu, ternyata menggelitiknya untuk membuat komik sendiri.




Setelah beberapa kali membaca komik, dirinya mencoba mempraktikkan menggambar komik di atas kertas HVS. Hanya menggunakan sebuah pensil dan kertas putih itu, tangan kecil Tia yang waktu itu masih duduk di kelas V MI Muhammadiyah II Kudus, berhasil menggambar beberapa tokoh komik Jepang.

Merasa berhasil, di sela-sela rutinitasnya seusai pulang sekolah, dirinya terus iseng membuat sebuah komik. Lembar demi lembar dirampungkan hingga terangkai dalam sebuah cerita.


Akhirnya, cerita bergambar itu terkumpul hingga menjadi puluhan komik buatan sendiri. Bukan sekadar dalam lembaran kertas putih, beberapa kertas itu sudah dijilid selayaknya komik yang beredar di pasaran.


Dijilid, diberi sampul, sekaligus diberikan judul, selayaknya sebuah komik yang siap dibaca penggemar
manga. Untuk mempercantik penampilannya, Tia menggunakan spidol warna-warni dan pena, dirinya pun membubuhkan lisensi hak cipta di komik buatannya.

Bahkan ada kebiasan setelah dirinya merampungkan komiknya tersebut. Ya, hampir seluruh koleksi itu dituliskan tentang nomor register hak cipta dan telah diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo Gramedia.


"Iya, nggak apa-apa kan?," ucap Tia, menanggapinya sambil tersenyum tentang ide tersebut.


Seperti halnya komik berjudul
power of girls yang dibuatnya satu tahun lalu, pun seakan sudah siap cetak. "Koleksinya berapa ya? Hampir dua puluh ada," katanya yang tidak ingat di mana disimpan koleksi komiknya itu.

Ini dilakukan karena ada kebiasaan unik dari karya komiknya terdahulu. Setiap koleksi atau gambar komik yang dirasa kurang bagus, maka Tia tidak pernah menyimpan bahkan membuang komiknya tersebut.


"Dia merasa gambarnya kurang bagus. Makanya sering tidak tidak disimpan tapi dibuang," ujar Mauliduddin, sang bapak yang mendampingi Tia saat ditemui.


Sang pembuat pun mengangguk membenarkan hal tersebut. Sebab dirinya malu saat melihat gambarnya dahulu yang jelek. Lambat laun komik yang dihasilkannya pun sudah ada perkembangan.


"Tidak pernah pakai sketsa dulu. Langsung saja dibuat di atas kertas," tambahnya.

Bagaimana jika ada kesalahan? Setiap ada kesalahan, misalkan coretannya yang tidak pas, maka langsung dibuang. Itulah yang membuat komiknya baru setelah berminggu-minggu. "Langsung saya buang. Ya, nggak boleh salah meski sedikit," ucapnya.


Kebisaannya itu terus didorong kedua orang tuanya. Sang ibu, Wahyuni Rahmawati misalnya, selalu memantau hasil karya anaknya. Salah satunya, tatkala hobi anaknya itu lain daripada yang lain, dirinya terus mencari informasi kemana hobi anak ketiganya ini disalurkan.


"Saya itu melihat karya anak saya masih perlu dibimbing oleh seorang yang memberikan pengarahan dalam alur cerita," tambahnya.


Alasannya, karena, cerita yang dibuat Tia terkadang masih sering melompat-lompat. "Malah kalau dulu sering nggak nyambung ceritanya," imbuhnya.


Hobi ini, diakui Wahyuni mulai ditekuni sejak satu tahun lalu. Manakala, kepindahan rumahnya di Jalan Menara itu membuat Tia memiliki banyak waktu luang. Lalu, dikenalkanlah bacaan bernama komik. "Saya tidak tahu komik itu apa," sahut Tia.


Lama kelamaan akhirnya Tia malah tertarik dan tahu-tahu memperlihatkan karya komik kepada Wahyuni. "Saya kaget melihatnya. Tapi sayang, saat ini hobi anak-anak yang seperti saya belum bisa tersalurkan. Di Kudus
kan belum ada lomba buat komik," tambahnya.

Dari situlah, dirinya hafal kebiasaan Tia setelah getol membuat komik. Setelah pukul 13.00, Tia langsung menyambar kertas dan spidolnya untuk meneruskan cerita sebuah komik. Baru-baru ini, Tia sedang menyelesaikan tokoh 4 Onion dengan empat cewek salah satunya Maroko.


Ditanya mengapa tidak membuat komik ala Indonesia. "Saya belum pernah baca. Pernah baca tapi
kok isinya perkosaan. Hi...," imbuhnya sambil bergidik ngeri. (bersambung)

sumber : jawapos ( Senin, 03 November 2008 )

Baca Selengkapnya....

Selayang Pandang

Selayang Pandang MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus

MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus menawarkan altenatif pembelajaran anak yang maju dan modern. Memadukan peran orang tua dan guru. Orang tua dilibatkan secara aktif dalam proses pendidikan anak. Guru tidak sekedar mengejar standart nilai tetapi lebih memperhatikan budi pekerti anak. Kami menawarkan konsep pendidikan anak dengan prinsip bahwa kecerdasan anak harus diimbangi dengan kepekaan sosial dan spiritual.

Baca Selengkapnya....

Perkenalan

Perkenalan

Sejarah MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus

MI Muhammadiyah Program Khusus berdiri pada tahun 2005. Atas kebijakan Majelis Dikdasmen PCM Kota Kudus, pada tanggal 26 Nopember 2006 MI Muhammadiyah Program Khusus ditempatkan di MI Muhammadiyah 2 Kudus sehingga nomenklaturnya menjadi
MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus.

Baca Selengkapnya....

Profil Madrasah
Nama Madrasah


: MI MUHAMMADIYAH 2 KUDUS PROGRAM KHUSUS
Alamat


:
- Jalan


: Jln. KHR. Asnawi No. 13
- Desa


: Damaran
- Kecamatan


: Kota
- Kabupaten


: Kudus
- No Telepon


: (0291) 432139
- Website


: www.mimudaku.blogspot.com
- Email


: \n
-->mimudaku@gmail.com -->This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it -->
Nama Yayasan



:
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah





Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Kudus
NSM



:
112331902027
Jenjang Akreditasi



:
A
Tahun Didirikan



:
1961
Kepemilikan Tanah



:
Yayasan
- Status Tanah



:
Wakaf
- Luas Tanah



:
1790 m2
Status Bangunan



:
Hak Milik / Wakaf
-



:

- Luas Bangunan



:
567 m2


SEJARAH MI MUHAMMADIYAH 2 KUDUS PROGRAM KHUSUS

MI Muhammadiyah Program Khusus berdiri pada tahun 2005. Atas kebijakan Majelis Dikdasmen PCM Kota Kudus, pada tanggal 26 Nopember 2006, MI Muhammadiyah Program Khusus di tempatkan di MI Muhammadiyah 2 Kudus sehingga nomenklaturnya menjadi MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus.


SELAYANG PANDANG MI MUHAMMADIYAH 2 KUDUS PROGRAM KHUSUS

MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus menawarkan alternatif pembelajaran anak yang maju dan modern. Memadukan peran orang tua dan guru. Orang tua dilibatkan secara aktif dalam proses pendidikan anak. Guru tidak sekedar mengejar standart nilai tetapi lebih memperhatikan budi pekerti anak. Kami menawarkan konsep pendidikan anak dengan prinsip bahwa kecerdasan anak harus diimbangi dengan kepekaan sisial dan spiritual.

Baca Selengkapnya....